Olah Sukma dan Kebatinan
6. Olah Sukma dan Kebatinan |
Dalam kebatinan jawa, istilah roh sedulur papat lan kalima pancer selalu disebutkan, karena pengertian itu melandasi kekuatan sukma manusia, yang bila diyakini dan diolah lebih mendalam akan memunculkan suatu kegaiban dan kekuatan gaib yang berasal dari diri manusia sendiri, kegaiban sukma manusia, yang diolah melalui ketekunan kepercayaan dan penyelarasan hidup dan pemujaan kepada Gusti Allah. Termasuk ucapan yang dilandasi kekuatan dan keyakinan batin akan terjadi, maka itu akan benar terjadi, saking kersaning Allah. Orang yang sudah sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur / idu geni). Sebenarnya sudah disadari bahwa pengetahuan tentang Sedulur Papat Kalima Pancer, yang biasanya terkait dengan konsep kebatinan tentang Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Sukma Sejati, Guru Sejati, dsb, sebenarnya adalah puncak-puncak dari keilmuan kebatinan dan spiritual jawa, jauh sebelum datangnya agama Islam di pulau Jawa. Konsep-konsep tersebut adalah terminologi asli kejawen dan adalah hasil pencapaian kebatinan dan spiritual tokoh-tokoh kejawen, yang kemudian diajarkan kepada para pengikutnya, dan akhirnya kemudian berkembang menjadi ajaran keilmuan kebatinan jawa atau menjadi aliran kepercayaan kerohanian kejawen. Tetapi banyak orang yang kurang mengerti tentang Roh Sedulur Papat kemudian memberikan pandangan-pandangan lain, misalnya menyamakan artinya sebagai sifat-sifat tanah, air, api, dsb dalam diri manusia. Atau juga dalam penyebaran agama Islam di tanah jawa dulu, sebagai tandingan ajaran kejawen dan untuk menghapuskan pengaruh ajaran Syech Siti Jenar yang telah diterima secara umum di masyarakat Jawa, roh sedulur papat sering disamakan sebagai empat jenis nafsu manusia ataupun disamakan dengan malaikat-malaikat pendamping manusia (juga untuk keperluan penyebaran agama Islam, arti kata pusaka kalimasada dalam cerita pewayangan disimpangkan artinya menjadi kalimat syahadat (Wikipedia)). Tanpa bermaksud menyalahkan atau merendahkan pandangan-pandangan lain tersebut, Penulis hanya ingin mengingatkan bahwa konsep-konsep kejawen tersebut di atas adalah asli terminologi kebatinan jawa dan memiliki arti dan makna sendiri yang tidak dapat disamakan dengan arti dan makna dalam pandangan-pandangan lain tersebut. Jika pun dihubungkan dengan penghayatan kebatinan masyarakat Jawa, maka arti dan maknanya dalam konsep pandangan lain tersebut tidak akan sama dengan arti dan maknanya dalam konsep kejawen di masyarakat. Atau juga jika diterapkan dalam keilmuan kebatinan, maka arti dan makna konsep dalam pandangan-pandangan lain tersebut sama sekali tidak akan berguna dalam keilmuan batin kejawen. Dalam halaman ini Penulis menuliskan sebagian hubungan roh sedulur papat dengan kemampuan seseorang dalam keilmuan batin / gaib. Seringkali para praktisi kebatinan, termasuk orang-orang yang mampu melihat gaib, tidak menyadari keberadaan roh sedulur papat dan tidak mampu melihatnya, sehingga tidak mempunyai pemahaman yang dalam tentang roh sedulur papat dan seringkali juga tidak dapat mendaya-gunakan kemampuan roh-roh itu atau mendayagunakan kombinasi kesatuan roh Sedulur Papat dan roh Pancer. Memang tidak semua orang, termasuk yang mampu melihat gaib, mampu untuk melihat roh sedulur papat, karena dimensinya lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada kuntilanak, gondoruwo atau dedemit lainnya atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat orang. Roh Saudara Kembar / Sedulur Papat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilihat, sehingga seseorang yang telah dapat melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat-nya seringkali dianggap sebagai suatu keberuntungan dan keistimewaan tersendiri. Bahkan seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papat, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip dengan orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan penting yang harus dikembangkan lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan roh sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan perbuatannya. Pendayagunaan roh sedulur papat sebagai Guru Sejati dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, ide dan ilham, penglihatan gaib dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri.
Untuk
dapat lebih memahami isi dari tulisan di halaman ini, sebaiknya
mengetahui lebih dulu penjelasan tentang roh sedulur papat yang dapat
dibaca dalam tulisan : Sedulur Papat Kalima Pancer.
Olah
Sukma adalah bagian dari olah batin, tetapi tingkatannya lebih tinggi
daripada ilmu-ilmu kebatinan biasa, tetapi di sisi lain, olah sukma ini
juga menjadi dasar menuju tingkatan ilmu kebatinan dan spiritual yang
lebih tinggi. Dalam
olah batin kita mengolah kekuatan batin dan ilmu-ilmu kebatinan, sedangkan dalam olah sukma kita
mengolah sukma kita. Cakra tubuh yang bekerja adalah cakra yang berada di leher sampai dahi dan ubun-ubun.
Dalam
olah batin kita mengolah kemampuan batin, yaitu kekuatan dan kepekaan / ketajaman batin
kita, kesatuan kesadaran (pancer) dan sedulur papat yang menyatu di
dalam tubuh kita, yang menjadi bagian dari kebatinan kita. Di dalamnya
terdapat olah rasa dan sugesti, firasat, olah kekuatan dan kepekaan
kebatinan dan pengolahan ilmu-ilmu kebatinan.
Dalam olah sukma kita
mengolah kemampuan sukma, yaitu khusus mengolah kemampuan sukma, tentang apa yang dapat dilakukan oleh sukma kita
di dalam dan di luar tubuh kita (di alam gaib). Kekuatan sukma yang
didapat dari hasil oleh batin dan spiritual akan menentukan sejauh mana
kemampuan yang dapat dilakukan oleh sukma tersebut.
Contoh-contoh ilmu dalam olah sukma :
1. Ilmu Terawangan Gaib.
Terawangan Gaib adalah kemampuan untuk melihat secara gaib ke
tempat-tempat yang jauh yang jaraknya tidak cukup jelas untuk dapat dilihat
dengan mata kepala kita. Kemampuan melihat gaib menjadi dasar untuk ilmu terawangan gaib.
Ilmu terawangan gaib ini bisa digunakan untuk melihat sosok-sosok gaib
atau melihat suatu lokasi / objek tertentu, di tempat yang jauh.
Banyak
orang yang mampu melihat gaib, tetapi tidak mengetahui prinsip cara
kerjanya, sehingga seringkali terawangan gaib tidak dibedakan dengan
kemampuan melihat gaib, sehingga oleh banyak orang seringkali dianggap
sama, walaupun sebenarnya berbeda. Kemampuan melihat gaib adalah dasar
untuk terawangan gaib. Terawangan gaib adalah mendayagunakan kemampuan melihat gaib untuk dapat mendeteksi / melihat suatu objek di tempat yang jauh.
Kemampuan
melihat gaib dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu melihat gaib dengan
cakra mata ketiga, melihat secara batin dan melihat secara roh.
Masing-masing cara melihat gaib ini memiliki kelemahan dan kelebihan
sendiri-sendiri.
Masih
ada satu cara lagi dalam melihat gaib, yaitu dengan bantuan khodam gaib
atau sosok halus tertentu. Cara melihat gaib ini adalah dengan menerima penglihatan gaib,
yaitu seseorang menerima suatu penglihatan gaib dengan cukup jelas
tentang sosok-sosok gaib, atau tentang suatu objek di suatu tempat, atau
tentang suatu kejadian pada masa lalu atau masa depan. Sosok gaib itu
memberikan gambaran penglihatan gaib di dalam pikiran seseorang.
Penglihatan gaib ini diterima di dalam pikiran seseorang dari suatu
khodam ilmu, khodam pendamping, atau sosok gaib tertentu yang berkenan
kepadanya. Cara penglihatan gaib ini banyak dilakukan oleh peramal-peramal
dalam meramalkan suatu kejadian, karena dengan cara ini ia dapat melihat suatu kejadian
dengan cukup jelas di dalam pikirannya (orang Jawa sering menyebut ini sebagai kaweruh / wangsit /
wahyu).
Kemampuan
ini seringkali didapatkan sejak seseorang masih kecil, sehingga sering
disebut "bakat bawaan lahir". Kondisi ini mirip seperti seseorang yang
ketempelan gaib, yang tanpa belajar sebelumnya tetapi kemudian bisa
mengobati orang atau bisa meramal. Kemampuan ini didapatkan tanpa
belajar, tanpa usaha, tanpa
perlu menjalankan suatu laku tirakat, dan bukan berasal dari
kemampuannya sendiri, karena penglihatan itu diterimanya dari sosok gaib
lain.
Tetapi
kemampuan melihat gaib dengan menerima penglihatan gaib bisa juga
dipelajari. Ada banyak amalan ilmu gaib yang tujuannya khusus untuk
kemampuan melihat gaib, mendatangkan penglihatan gaib, atau menggerakkan
khodam ilmu / pendamping untuk memberikan penglihatan gaib atau untuk
merogoh sukma. Proses yang umum adalah dengan cara "pengisian ilmu"
(diijazahkan). Biasanya sesosok mahluk halus disatukan dengan seorang
murid dengan cara memberikan air minum yang dibumbui minyak dan mantra,
rajah
gaib, atau media spiritual lainnya. Selain itu bisa juga sesosok gaib
membawa roh seseorang keluar dari tubuhnya untuk melihat-lihat alam
gaib.
Jadi dengan bantuan khodam gaib atau sosok halus tertentu seseorang bisa melihat gaib dengan cara :
1. Sosok gaib itu memberikan gambaran penglihatan gaib di dalam pikirannya.
2. Sosok gaib itu membawa rohnya keluar dari tubuhnya untuk melihat alam gaib. 3. Dengan membacakan amalan gaib untuk melihat gaib atau untuk merogoh sukma.
Kelemahan
melihat gaib dengan menggunakan suatu khodam gaib adalah bahwa kondisi
alam gaib yang dilihat oleh si manusia bisa jadi adalah kejadian yang
sebenarnya, tetapi kadangkala juga palsu, karena apa yang dilihatnya
adalah gambaran gaib yang diberikan oleh si khodam gaib, yaitu gambaran
gaib yang si khodam ingin supaya si manusia melihatnya, yang kadangkala
bukan kondisi alam gaib yang sesungguhnya.
1. Melihat gaib dengan cakra mata ketiga.
Melihat
gaib dengan cakra mata ketiga adalah melihat gaib dengan mendayagunakan
kemampuan gaib dari cakra energi yang ada di dahi, di antara 2 alis
mata. Tetapi yang tidak disadari oleh banyak orang adalah pada saat
seseorang melihat gaib dengan cakra mata ketiga ini, roh sedulur
papatnya bergerak keluar dari tubuhnya (pergerakannya tidak disengaja
dan tidak disadari).
Bila
digunakan untuk melihat jauh, maka roh sedulur papatnya keluar
mendatangi objek sasaran yang ingin dilihat, kemudian mengirimkan
gambarannya kepada roh pancer di dalam tubuh (kesadaran / pikiran)
melalui jalur energi cakra mata ketiga, sehingga seseorang akan "merasa"
dapat melihat gaib secara langsung. Dengan kata lain, apa yang dilihat
oleh roh sedulur papatnya itu disampaikan kepada pancernya, melalui
jalur energi cakra mata ketiga, sehingga pancernya dapat ikut
melihatnya, sehingga seseorang akan "merasa" dapat melihat gaib secara
langsung dan secara sadar.
Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga kuncinya adalah adanya ikatan kuat dan
komunikasi antara sedulur papat yang berada diluar tubuh dengan sukma di
dalam tubuh, melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.
Pada saat seseorang melihat gaib dengan cakra mata ketiga ini, roh sedulur papatnya bergerak keluar dari tubuhnya. Jadi
yang melihat gaib adalah sedulur papatnya, yang keluar dari tubuhnya, yang kemudian mengirimkan
gambaran penglihatannya kepada sukma di dalam tubuh melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.
Kemampuan
melihat gaib ini tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang
yang telah terbuka cakra energi mata ketiganya, misalnya yang dibuka
dengan olah tenaga dalam / prana / kundalini. Cakra-cakra energi tubuh
yang dibuka untuk tujuan pengolahan energi tubuh tidak langsung
berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban. Untuk dapat melihat gaib
harus ada pergerakan sukma, walaupun pergerakan itu seringkali terjadi
tidak disadari dan tidak disengaja. Untuk keperluan melihat gaib, maka
cakra-cakra tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan
untuk tujuan pengolahan energi tubuh. Dengan telah terbukanya cakra
energi di dahi mempermudah "jalur komunikasi" antara sedulur papat di
luar tubuh dengan sukma di dalam tubuh.
Kemampuan seseorang yang dapat melihat gaib melalui cakra mata ketiga
merupakan suatu kelebihan dibandingkan orang lain yang tidak mampu
melakukannya, tetapi dari sisi keilmuan gaib, kemampuan itu juga masih mempunyai kelemahan.
Walaupun
dengan kemampuan melihat gaib melalui cakra mata ketiga orang merasa
dapat melihat gaib secara langsung dengan cukup jelas, tetapi seringkali
kemampuan melihat dengan cara ini hanya dapat untuk melihat kegaiban
tingkat rendah saja. Cakra mata ketiga merupakan bagian dari fisik
manusia yang kekuatannya terbatas, dan kemampuan melihat gaib dengan
cakra mata ketiga tersebut sangat bergantung pada kekuatan energi
cakranya. Dan setelah dapat melihat gaib, biasanya seseorang sudah
merasa puas, energi kekuatan cakra mata ketiganya tidak ditingkatkan
kualitasnya, sukmanya sendiri (roh pancer dan sedulur papatnya) juga
tidak diolah untuk memiliki kekuatan gaib yang tinggi, kepekaan batinnya
juga tidak dilatih supaya lebih tajam, sehingga seringkali kemampuan
ini hanya dapat digunakan untuk melihat / mendeteksi keberadaan gaib
yang berdimensi rendah saja, dan tidak dapat melihat / mendeteksi
keberadaan gaib yang berdimensi tinggi.
Melihat gaib melalui cakra mata ketiga mengharuskan
adanya komunikasi antara roh sedulur papat dengan roh pancer. Dengan
demikian seseorang harus melakukannya dengan konsentrasi khusus (dan
seringkali juga akan melelahkan pikiran). Kualitas penglihatan gaibnya
tergantung juga pada kemampuannya membaca gambaran gaib yang dikirimkan
oleh roh sedulur papatnya yang mengalir di pikirannya.
Ketergantungan
pada kemampuan melihat gaib itu juga akan menyebabkan seseorang menjadi
tidak peka batinnya, tidak dapat mendeteksi kegaiban di lingkungannya
berada, tidak bisa mengedepankan "rasa". Orang-orang yang peka rasa
batinnya akan dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya berada,
tetapi orang-orang yang terbiasa melihat gaib dengan mata ketiga
seringkali tidak dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya, kecuali
mereka melihat sosok-sosok gaibnya, dan seringkali juga tidak mengetahui
kesejatian dari apa yang dilihatnya, sehingga seringkali orang-orang
tersebut tertipu dengan penglihatannya, dan mereka akan memberikan
cerita-cerita penjelasan kepada orang lain yang awam yang tidak sesuai
dengan hakekat kesejatian dari apa yang dilihatnya, ceritanya akan
bersifat dogma dan pengkultusan.
Kelemahan
lainnya, orang-orang yang memiliki kemampuan melihat gaib seperti di
atas seringkali tidak dapat mengendalikan penglihatannya, mata ketiganya
terus terbuka dan terus melihat gaib, walaupun tidak sedang ingin
melihat gaib.
Pada
orang-orang tersebut, kelemahan lainnya adalah jika kekuatan sukma dan
penyatuan antar sukma belum cukup kuat. Misalnya saja dalam kondisi
tidur dan bermimpi, diluar kontrolnya roh sedulur papatnya pergi keluar
dari tubuhnya, suatu saat akan dapat menjadi musibah jika roh sedulur
papatnya ditangkap oleh roh halus lain. Akibatnya, orang tersebut akan
dapat menjadi lemah ingatan, lupa ingatan, lemah tubuhnya dan
sakit-sakitan, bengong melamun tak sadarkan diri, dsb.
Pada
masa sekarang ini sangat jarang ada orang yang dapat melihat gaib
dengan mata ketiga. Kebanyakan mereka melakukannya dengan melihat gaib
secara batin, termasuk para praktisi paranormal dan praktisi ilmu gaib
yang sering muncul di TV. Sebenarnya yang mereka lihat awalnya juga
hanya sekelebatan bayangan saja, tidak sempurna, sehingga pengetahuan
mereka tentang alam gaib juga terbatas, tetapi dengan mempertunjukkan
keilmuan gaibnya yang lain mereka tampak seolah-olah benar mumpuni dalam
hal melihat gaib. Tetapi kemampuan tersebut pada sebagian dari mereka
memang sudah dilatih, sehingga penglihatan mereka dapat lebih tajam dan
lebih jelas, bukan hanya melihat sekelebatan bayangan saja.
Pada
masa sekarang ini kemampuan melihat gaib dengan cakra mata ketiga lebih
banyak dimiliki oleh orang-orang yang bisa melihat gaib sejak kecil,
merupakan kemampuan yang terjadi secara alami.
2. Melihat secara batin.
Melihat
gaib secara batin berbeda dengan melihat gaib melalui cakra mata
ketiga. Melihat gaib secara batin adalah melihat gaib dengan
mengandalkan ketajaman / kepekaan rasa dan batin (ketajaman indera keenam) dan sedulur papatnya tidak bergerak keluar tubuh, biasanya cakra mata ketiganya juga belum terbuka.
Dengan
cara ini yang melihat gaib bukanlah mata dan kesadaran kita, tetapi
adalah kepekaan batin kita yang mampu mendeteksi keberadaan suatu gaib
di sekitar kita. Kalau tidak kuat lama
berfokus pada kepekaan batin,
seringkali gambaran gaib yang tertangkap hanya
sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, dan untuk mendapatkan informasi
gambaran
yang lengkap akan banyak
mengandalkan bisikan wangsit atau ilham dari roh sedulur papat.
Melihat
secara batin ini biasanya terjadi pada orang-orang yang peka / tajam
batinnya, atau pada orang-orang yang mendalami penghayatan kebatinan
atau ilmu-ilmu batin. Orang-orang yang menekuni suatu kebatinan tertentu
biasanya memiliki batin yang peka, kuat dan tajam, dan memiliki
kedekatan dengan roh sedulur papatnya, sehingga orang-orang tersebut
dapat mengerti tentang kegaiban, rasa dan firasat. Kepekaan dan
ketajaman batin (indera keenam) mereka tidak semata-mata
dimaksudkan untuk melihat gaib, tetapi bersifat umum dalam segala
bidang.
Kepekaan
dan ketajaman batin mereka biasanya digunakan untuk peka rasa terhadap
suasana gaib di sekitar tempat mereka berada dan berkomunikasi dengan
para mahluk gaib yang ada. Komunikasi dengan roh-roh lain (juga dengan roh sedulur papatnya) dilakukan
secara kontak batin atau kontak rasa, bukan melalui jalur komunikasi
cakra mata ketiga, sehingga tidak harus melakukannya dengan konsentrasi khusus melihat gaib.
Kepekaan
dan ketajaman batin mereka biasanya bukan hanya dapat untuk mendeteksi
keberadaan sosok mahluk gaib, tetapi juga peka untuk merasakan
tanda-tanda alam beserta kegaiban di dalamnya, peka rasa untuk menilai
kepribadian orang lain, peka rasa tentang suatu kejadian yang akan
terjadi (weruh sak durunge winarah) dan sering mendapatkan ilham /
wangsit tentang suatu kejadian tertentu yang akan terjadi. Kepekaan dan
ketajaman batin mereka itu juga dapat untuk mengetahui kegaiban tingkat
tinggi, tergantung pencapaian masing-masing orang. Bukan sekedar untuk
melihat gaib, kepekaan rasa yang disatukan dengan kekuatan kebatinan
juga menjadi kekuatan mereka untuk mengusir roh-roh halus atau untuk
menjadikan suatu kejadian gaib.
Jadi kemampuan mereka melihat gaib tergantung pada kepekaan rasa dan batin
mereka untuk menangkap getaran-getaran kegaiban dan menangkap sinyal
gaib dari roh sedulur papatnya, tingkat kesatuan sukmanya dan kekuatan
sukmanya.
Melihat gaib secara batin tidak mengharuskan
adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga. Justru disitu kelebihannya, yaitu tidak
bergantung pada
adanya komunikasi antar roh, tidak
bergantung pada cakra energi mata ketiga, dan tidak harus dilakukan dengan konsentrasi khusus.
Bila kepekaan batin
kuat, orang akan mudah untuk merasakan suasana gaib di lingkungannya
berada, mudah untuk menerima sinyal dari sedulur papatnya yang dapat
berupa firasat, ilham, tanda-tanda petunjuk, rasa / feeling / intuisi,
dan penglihatan / gambaran-gambaran gaib, dsb.
Bila tingkat kesatuan
antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya lemah, gambaran gaib
yang diterimanya hanya akan berupa sekelebatan-sekelebatan bayangan
saja, tidak jelas, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap
akan banyak mengandalkan bisikan wangsit / ilham. Tetapi bila tingkat
kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya kuat, dan
memiliki kemampuan yang baik untuk fokus dengan kepekaan batinnya (tidak
dengan pikirannya), gambaran-gambaran gaib itu dapat diperjelas dan
dapat diikuti gerakannya.
Kelemahan melihat gaib secara batin adalah sifat penglihatannya yang tidak langsung, dan seringkali dialami oleh para pemula, penglihatannya hanya
bisa dibatin saja, mengawang-awang, hanya sekelebatan saja, tidak bisa
dipastikan apakah yang
dilihatnya itu sungguhan atau hanya halusinasi saja. Kelemahan ini bisa
diatasi kalau saja kita dapat berinteraksi langsung secara energi
dengan
sosok-sosok gaib yang kita lihat, seperti dengan cara-cara olah energi
dan olah rasa,
sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok itu benar ada di tempat
keberadaannya yang kita lihat.
Untuk keperluan itu sebaiknya kita melatih olah rasa dan olah energi, dengan latihan tenaga dalam murni atau meditasi energi, atau cara-cara kebatinan yang ada. Satu hal yang perlu diperhatikan, gunakan selalu sebelumnya untuk pagaran diri, dan jika naluri anda merasakan hal berbahaya, sebaiknya jangan diteruskan. Lebih baik : sama-sama selamat.
Pada
orang-orang kebatinan jaman dulu, kekuatan kegaiban batin dan sukma mereka bisa disatukan dengan alam gaib (secara kebatinan mereka "masuk" ke alam gaib) untuk digunakan merasakan suasana gaib di lingkungan mereka berada dan untuk mengendalikan kegaiban di sekitar mereka, untuk mengusir /
menyerang / menarik / menundukkan atau untuk berkomunikasi dengan sosok-sosok
gaib tertentu, sehingga kelemahan melihat gaib secara batin itu tidak berlaku
bagi mereka. Kelemahan itu hanya terjadi pada orang-orang yang hanya
mengandalkan kepekaan rasa dan batin saja, dan tidak mempunyai kemampuan
lain yang lebih daripada itu, yang tidak mempunyai kemampuan untuk "bermain" di alam roh.
Sekalipun melihat gaib dengan mengandalkan kepekaan rasa oleh para pemula seringkali dianggap sebagai suatu kelemahan, tetapi sebenarnya disitulah kelebihannya, karena itu akan menjadi dasar untuk ditingkatkan pada kemampuan yang lebih tinggi. Kelemahan ini bisa diatasi dengan berinteraksi langsung secara energi dengan sosok-sosok gaib yang kita lihat, seperti dengan cara-cara olah energi dan olah rasa, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok itu benar ada di tempat keberadaannya yang kita lihat. Dengan peka rasa seseorang bisa merasakan suasana gaib di sekitarnya dan bisa semakin "masuk" ke dalam kegaiban yang ditemuinya. Dan dengan mengandalkan kekuatan kebatinannya seseorang akan dapat "bermain", bertarung, dan berkuasa di alam gaib. Sambil berkonsentrasi peka rasa tersebut, seseorang juga bisa mengetrapkan ilmu merogoh sukma tanpa perlu amalan gaib, rohnya keluar dari tubuhnya dan masuk ke alam roh (tetapi sebaiknya jangan melakukan merogoh sukma tanpa adanya pembimbingan dan pendampingan dari guru yang benar mengerti keilmuannya).
Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma,
dsb, biasanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegaiban
sukma mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka,
menjadikan mereka orang-orang yang linuwih dan waskita.
Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus
dipelajari, tetapi terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari
kegaiban sukma mereka, sebagai efek dari ketekunan
penghayatan kebatinan / spiritual dan tapa brata mereka.
Selain
menjadi mumpuni dalam kesaktian fisik dan kebatinan, kegaiban sukma mereka juga
menjadikan mereka mengerti dunia kegaiban tingkat tinggi, mahluk-mahluk
halus tingkat tinggi, dewa dan wahyu dewa, dan weruh sak durunge winarah,
dan kekuatan gaib sukma mereka menjadikan mereka berkuasa di alam gaib,
mengalahkan kekuasaan roh-roh dan mahluk halus tingkat tinggi
sekalipun, dan mereka juga berkuasa menciptakan kegaiban-kegaiban, tanpa
perlu amalan gaib.
3. Melihat secara roh.
Pada
tahapan dasar, melihat secara roh akan sama dengan melihat secara
batin. Tetapi pada tingkatan yang lebih tinggi, melihat secara roh akan
dapat mirip dengan melihat dengan cakra mata ketiga, yaitu sedulur
papatnya bergerak keluar tubuh. Pada penguasaan tingkat lanjut,
seseorang juga bisa mengetrapkan ilmu medhar sukma dalam
kehidupannya sehari-hari, sehingga apa saja yang dialami dan dilihat
oleh sukmanya itu, dia juga dapat mengetahuinya, tetapi kebanyakan orang
yang menguasai ilmu medhar sukma tidak berasal dari pengembangan
melihat secara roh, tetapi dari ilmu gaib atau ilmu kebatinan.
Pada
tahapan dasar, melihat secara roh akan sama dengan melihat secara
batin. Kalau tidak kuat lama
berfokus pada kepekaan batin,
seringkali yang kelihatan hanya
sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, dan untuk mendapatkan informasi
gambaran
yang lengkap banyak
mengandalkan bisikan wangsit / ilham. Jadi melihat secara batin dapat
menjadi dasar untuk dikembangkan menjadi melihat secara roh.
Pada
tingkatan yang tinggi, melihat secara roh akan mirip dengan melihat
dengan cakra mata ketiga, yaitu sedulur papatnya
bergerak keluar tubuh. Tetapi ada perbedaannya, yaitu melihat secara roh
tidak mengharuskan adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi
mata ketiga, tetapi dilakukan secara kontak batin. Justru disitu
kelebihannya, yaitu tidak bergantung pada cakra energi mata ketiga.
Masing-masing
roh dapat berinteraksi saling memberikan penglihatan gaib dan dapat
juga berdiri sendiri-sendiri. Dengan melihat secara roh, seseorang dapat
melihat gaib dengan roh Pancer-nya saja, atau dengan menerima
penglihatan gaib dari roh sedulur papatnya, atau kedua-duanya. Melihat
secara roh memiliki peluang yang lebih luas untuk dikembangkan.
1.
Dengan melihat secara roh, seseorang dapat melihat gaib dengan roh
Pancer-nya saja. Ketika seseorang ingin melihat sesuatu secara langsung,
atau ketika roh sedulur papatnya pergi jauh ke suatu tempat tertentu,
seseorang tetap bisa melihat gaib dengan roh Pancernya di dalam tubuh
(melihat dengan sadar), tidak perlu menunggu adanya pemberitahuan
penglihatan atau komunikasi dengan roh sedulur papatnya.
2. Dengan
melihat secara roh, seseorang juga dapat melihat gaib dengan cara
menerima penglihatan dari roh sedulur papatnya. Roh sedulur
papat kita itu bisa pergi kemana saja yang kita inginkan. Dengan
menerima penglihatan dari roh sedulur papat, maka apa yang
dilihat oleh mereka, kita juga bisa melihatnya, apa yang dialami oleh
mereka, kita
juga bisa merasakannya. Komunikasi dengan roh sedulur papat dilakukan
secara kontak batin atau kontak rasa, bukan melalui jalur komunikasi
cakra mata ketiga, sehingga tidak harus melakukannya dengan konsentrasi
khusus melihat gaib, dan bisa dilakukan sambil tetap sadar dan bekerja,
sambil menyetir mobil atau
melakukan aktivitas lain.
3.
Dengan melihat secara roh, seseorang dapat melihat gaib dengan roh
Pancer-nya (kesadarannya), sambil sekaligus menerima penglihatan gaib
dari roh
sedulur papatnya, seolah-olah roh sedulur papatnya itu adalah pribadi
lain yang tidak terkait dengan dirinya. Masing-masing roh dapat saling
memberikan penglihatan gaib dan dapat saling berkomunikasi / bertukar
pikiran seolah-olah mereka adalah pribadi yang berdiri sendiri-sendiri.
Dalam hal ini penerapan melihat secara roh akan sama dengan penerapan ilmu medhar sukma, yaitu rohnya dapat dengan sengaja
dipecah, sehingga roh sedulur papatnya dapat terpisah keluar dari
tubuhnya, terpisah dari Pancer, dapat dipecah menjadi 2, menjadi 3 atau
menjadi 4.
Bila orang tersebut juga menguasai ilmu merogoh sukma dan medhar sukma,
maka ketika sukmanya keluar dari raganya, sukma itu dapat dipecah
menjadi 5 roh yang wujudnya mirip dan serupa, yaitu 1 roh pancer dan 4
roh sedulur papat (roh pancer akan tampak lebih tebal dan jelas,
sedangkan roh sedulur papat lebih tipis transparan).
Dengan demikian, dengan cara kombinasi penglihatan di atas, seseorang
dapat melihat banyak hal sekaligus. Atau bila difokuskan pada satu objek tertentu,
seseorang akan dapat melihat dari banyak sisi dan akan memiliki
pengetahuan lebih banyak, karena apa yang dilihatnya adalah
penglihatannya sendiri ditambah penglihatan-penglihatan dari para
roh sedulur papatnya.
Masing-masing
roh itu akan dapat berperan seolah-olah mereka adalah roh-roh yang
berdiri sendiri-sendiri, sehingga antara mereka masing-masing dapat
berkomunikasi dan bertukar pikiran, dan masing-masing dapat saling
menceritakan apa yang dilihatnya dari sudut pandang penglihatannya
masing-masing.
Bila
penglihatan itu difokuskan pada satu objek tertentu, maka yang
dilihatnya adalah penglihatannya sendiri (pancer) ditambah dengan apa
yang dilihat oleh para sedulur papatnya. Pengetahuan yang didapatkan
dari penglihatan itu adalah pengetahuan dari kesadarannya sendiri
ditambah pengetahuan dari para sedulur papatnya. Dalam hal ini, bila
penglihatan gaib itu difokuskan pada satu objek tertentu, maka
pengetahuan penglihatan yang didapatkan akan sama seperti penglihatan
dari 5 orang yang berbeda terhadap satu objek.
Pada tingkatan yang tinggi, kekuatan
roh dan ketajaman penglihatan gaib masing-masing roh juga dapat
digabungkan / disatukan, sehingga kekuatan rohnya, dan ketajaman /
kemampuannya melihat gaib akan menjadi berlipat-lipat, berguna sekali
untuk menghadapi kekuatan gaib yang tinggi dan untuk mengetahui kegaiban
yang berdimensi tinggi.
Melihat
secara roh ini akan dapat menjadi penglihatan spiritual dan akan
mendatangkan pengetahuan spiritual. Cakra yang bekerja adalah cakra di
ubun-ubun dan cakra mahkota. Bila cara ini ditekuni akan bisa
mengantarkan seseorang ke tingkatan
spiritual yang tidak terhingga dan bisa sampai pada pengetahuan gaib
berdimensi
tinggi, kemampuan-kemampuan yang akan sulit sekali dicapai oleh manusia
umum.
Roh para sedulur papat itu dapat berperan sebagai pribadi tersendiri yang
bisa diajak berpikir dan berkomunikasi, dan karenanya mereka dapat
berperan sebagai guru sejati yang mengajarkan dan memberitahukan
banyak hal kepadanya. Komunikasi antara pancer (kesadaran) dengan roh
sedulur papat itu terjadi secara kontak batin, atau sebagai ilham
yang mengalir di dalam pikiran, atau sama dengan
komunikasi seseorang dengan khodam pendampingnya atau seperti komunikasi dengan
sosok roh lain.
Cara
melihat secara roh ini juga dapat digunakan dengan cara meminjam /
melihat apa yang dilihat oleh sukma orang lain. Misalnya kita ingin
mengetahui apa yang ada di rumah seseorang, maka kita secara roh
menyelaraskan frekuensi dengan sukma orang si pemilik rumah, sehingga
apa yang diketahui oleh orang tersebut (sukmanya), kita juga dapat
mengetahuinya (cara ini biasanya dilakukan orang bukan dengan cara
melihat secara roh, tetapi dengan menerima penglihatan gaib dari khodam
ilmu / pendampingnya).
Cara
melihat gaib ini disebut melihat gaib secara roh, karena seseorang
yang melakukan cara ini, sebenarnya yang melihat gaib adalah rohnya,
bukan kesadaran atau mata kepalanya. Itulah sebabnya pada awalnya, pada
tingkatan dasar, seseorang akan bingung apakah
penglihatan itu sungguhan atau halusinasi, karena dengan matanya
seseorang tidak bisa melihat gaib, tetapi bayangan sosok gaib itu ada
mengalir di dalam pikirannya. Cara membuktikan itu halusinasi atau bukan
adalah dengan mencocokkan penglihatannya dengan orang lain yang bisa
melihat gaib.
Bila
kekuatan sukma seseorang (kesatuan roh pancer dan sedulur papat) sudah
cukup kuat, maka keberadaan roh sedulur papat dapat menjadi perisainya
yang melindunginya dari gangguan dan serangan mahluk halus dan dapat
juga digunakan mengusir suatu sosok mahluk halus tertentu tanpa
seseorang harus bergerak secara fisik.
Rahasia
kemampuan melihat gaib bukan pada telah terbukanya cakra-cakra tubuh,
tetapi dengan telah terbukanya cakra-cakra tubuh akan mempermudah
melihat gaib. Kemampuan melihat gaib ini tidak begitu saja secara
otomatis terjadi
pada orang yang telah terbuka cakra mata ketiganya atau cakra di
ubun-ubun kepala atau cakra mahkota, misalnya yang
dibuka dengan olah tenaga dalam / prana atau kundalini.
Untuk
keperluan melihat gaib, cakra-cakra itu harus dibuka untuk tujuan
melihat gaib, bukan untuk tujuan pengolahan energi. Pembukaan
cakra-cakra itu harus dengan sugesti menggerakkan sukma. Kemampuan
melihat gaib tidak dilakukan dengan membuka dan mengolah cakra-cakra
tubuh dengan cara yang sama dengan tujuan olah energi, tetapi harus
dilatih untuk kepekaan dan ketajaman rasa / batin. Dengan telah
terbukanya cakra mata ketiga dan cakra di ubun-ubun kepala akan
mempermudah
"jalur komunikasi" antara sedulur papat di luar tubuh dengan sukma di
dalam tubuh.
Rahasia
kemampuan melihat gaib ada pada tingkat kepekaan batin dan kesatuan
antara kesadaran (pancer) dan para sedulur papat dan komunikasinya.
Pergerakan para sedulur papat ini tidak banyak diketahui orang, karena
walaupun banyak orang dapat melihat gaib, tetapi jarang sekali yang
dapat melihat roh sedulur papat, karena dimensinya lebih halus dan lebih
sulit
dilihat daripada kuntilanak, gondoruwo atau dedemit lainnya atau
roh-roh
halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat orang.
Kekuatan
batin / sukma dan kepekaan rasa menentukan tingkatan dimensi gaib yang
bisa dideteksi. Semakin peka batinnya dan kuat sukmanya, semakin tinggi
tingkatan dimensi gaib yang bisa dideteksinya.
Melihat
gaib dengan mata ketiga biasanya hanya dapat untuk melihat mahluk gaib
tingkat rendah dan yang jaraknya tidak jauh. Bila sukmanya dan energi
cakra mata ketiganya kurang kuat, maka bila digunakan untuk melihat
jauh, yang dilihatnya hanya samar-samar saja.
Melihat
secara batin dapat digunakan untuk mendeteksi tingkatan dimensi gaib
rendah sampai menengah. Tetapi bila kepekaan dan sukmanya kuat akan
dapat juga mendeteksi dan berhadapan dengan mahluk gaib kelas atas.
Melihat
secara roh dapat untuk mengetahui keberadaan mahluk halus tingkat
rendah sampai yang berdimensi tinggi, juga bisa untuk mendapatkan
pengetahuan gaib berdimensi tinggi. Pengetahuan gaib yang didapatkan
bukan hanya tentang kegaiban biasa, tetapi juga akan mengarah pada dunia
spiritual dan ketuhanan.
Kalau
terbiasa mengasah kepekaan rasa, biasanya sukma kita juga akan bekerja,
sehingga kita dapat mendeteksi keberadaan sesuatu gaib dan juga bisa
terbayang sosoknya seperti apa. Kalau kita bisa fokus kuat dan lama pada
kepekaan rasa, maka gambaran yang kita terima juga akan jelas. Dengan
cara ini kita menjalin komunikasi dengan sukma kita, sehingga
pemberitahuan dari mereka berupa ilham dan gambaran gaib bisa kita
terima dengan baik sinyalnya di dalam pikiran kita dan kemampuan ini
akan sama dengan melihat secara batin.
Bila
kemampuan melihat secara batin dan roh digunakan untuk menerawang
tempat atau objek yang jauh, biasanya cakra energi di ubun-ubun kepala
dan cakra mahkota akan terbuka sedikit demi sedikit dan energinya
menguat. Bila terlalu dipaksakan maka akan cepat lelah pikirannya.
Tetapi bila sudah terbiasa, maka sukmanya dan energi cakra di kepalanya
akan kuat dan akan mampu juga melihat dimensi gaib tingkat tinggi.
Selain itu, sukmanya juga akan meningkat kekuatannya dan memiliki
kekuatan batin / roh yang tajam yang bisa digunakan melalui desakan
nafas, sorot mata atau pikiran untuk menyerang / mengusir mahluk halus.
Catatan:
Prinsip
dasar melihat gaib adalah
kepekaan batin dan rasa untuk menangkap sinyal berupa gambaran gaib yang
dikirimkan oleh sukma / roh kita dalam bentuk ilham / bayangan
penglihatan yang mengalir di pikiran kita.
Dalam hal ini konsentrasinya ada pada permainan batin, bukan pikiran.
Kalau setelah kita menerima gambaran gaib itu kemudian kita memperjelas
gambarannya dengan berpikir, biasanya kemudian gambaran itu akan hilang.
Karena itu tetaplah fokus pada batin, bukan pikiran. Biarkan gambarannya
terus mengalir terbayang dalam pikiran kita dan kita usahakan bisa lama
berkonsentrasi batin seperti itu, jangan terus beralih menggunakan
pikiran (istirahatkan pikiran, batin yang bekerja). Dalam hal ini kita
tidak mengedepankan nalar / pikiran, tetapi penerimaan batin, sesudah
itu barulah dinalar dengan pikiran.
Dalam kehidupan sehari-hari, roh manusia ada di dalam tubuh biologisnya. Roh itu menentukan ada tidaknya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Roh itu juga menentukan berfungsinya bagian-bagian tubuh manusia, organ-organ dan saraf, dan otak / pikiran manusia, dan menghidupkan saraf-saraf motorik sehingga manusia bisa berjalan. Roh menjadi penunjang kehidupan manusia. Roh Pancer hadir secara biologis manusia. Berpikir dan berperasaan, berlogika, merencanakan kehidupan, merasa lapar, merasa sakit, ingin kaya, ingin hidup mulia, dsb, semuanya adalah aktivitas biologis manusia. Dalam hal ini Roh Pancer manusia hadir dan bertindak sebagai mahluk biologis. Roh Pancer hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran, sehingga yang berperan dalam keseharian manusia adalah Roh Pancer. Roh Sedulur Papat bersifat mendampingi dan membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan (dalam bentuk ide dan ilham dan bisikan hati / nurani). Roh Pancer hadir di dalam kesadaran dan berpikir manusia, tetapi roh sedulur papat tidak menentukan jalan berpikir manusia. Roh sedulur papat tidak menyatu dengan pikiran manusia, tetapi hanya bersifat membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan, dalam bentuk rasa dan firasat, gambaran-gambaran gaib, ide-ide dan ilham, yang mengalir di dalam pikiran manusia. Seseorang yang dalam hidupnya dominan mengutamakan sikap berpikirnya atau sok berlogika, menonjolkan kepintarannya, mengutamakan pendapat sendiri dan ke-Aku-an dan dogma / doktrin, atau tidak peduli situasi, dan mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, maka dia lebih mengutamakan aspek biologisnya, aspek manusia keduniawiannya, sehingga tidak peka terhadap sesuatu yang bersifat roh, rasa dan firasat. Tetapi seseorang yang selalu peka batin, memperhatikan rasa dan firasat, dia akan tajam nalurinya, dan mungkin juga mengerti tentang kegaiban alam, karena dia kental berhubungan dengan rohnya. Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan. Bila kita dekat dengan para Sedulur Papat, karena keberadaan mereka mendampingi Pancer, maka mungkin kita juga akan dapat mengetahui keberadaan roh-roh lain dan dapat juga mengetahui sesuatu kejadian sebelum kejadiannya terjadi (weruh sakdurunge winarah) melalui pemberitahuan dari mereka sebelumnya. Pemberitahuan / peringatan dari para Sedulur Papat ini bisa berupa suatu kejadian perlambang, penglihatan gaib, wangsit / bisikan gaib, mimpi, rasa, firasat, ide-ide dan ilham, dsb. Diperlukan suatu kepekaan rasa dan batin untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari para Sedulur Papat dan untuk mengetahui maksudnya.
2. Ilmu Merogoh Sukma atau Melolos Sukma.
Dengan
ilmu ini keseluruhan sukma / roh kita dapat pergi
keluar dari raga
kita. Jadi secara sadar kita bisa keluar dari badan kita, pergi
mendatangi tempat yang jauh atau melihat dunia gaib beserta sosok-sosok
penghuninya, atau bertarung secara roh dengan mahluk halus lain.
Misalnya badan
kita
ada di rumah, sedangkan kita (roh) pergi jauh ke tempat lain. Badan yang
kita tinggalkan akan tampak
seperti badan orang yang sedang tidur atau mati suri.
Kelemahan
ilmu ini adalah kita tidak boleh
berlama-lama keluar dari badan kita. Roh manusia atau sukma adalah
penentu adanya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Jangan sampai
karena roh kita kelamaan keluar dari raga kita, maka energi kehidupan di
dalam raga itu menjadi mati.
Kelemahan lainnya adalah pada saat kita merogoh sukma, badan kita tidak boleh
disentuh atau
dikagetkan atau dibangunkan oleh orang lain yang tidak tahu kalau kita
sedang
merogoh sukma. Bila hal itu terjadi, maka mungkin kemudian penyatuan sukma kita dengan
badan
kita tidak sempurna (bisa lemah tubuhnya, atau lemah ingatannya atau terganggu jiwanya).
Karena
itu, seringkali orang yang akan menjalankan ilmu ini akan mengunci diri
di dalam kamar tertutup, atau menyepi di goa / tempat yang sepi tidak
berpenghuni, supaya tidak ada yang mengganggu. Dan
di alam gaib, sukmanya tidak boleh sampai ditahan atau ditangkap oleh
sosok gaib lain untuk waktu yang lama. Jika itu terjadi, maka sukmanya
tidak dapat kembali lagi menyatu dengan raganya, karena raga itu sudah
mati.
Roh / Sukma adalah penentu adanya energi kehidupan di tubuh manusia.
Seseorang yang sedang merogoh sukma tidak boleh terlalu lama rohnya keluar
dari tubuhnya, jangan sampai ketika ia kembali ternyata tubuhnya telah mati
(karena energi kehidupannya telah mati).
Jadi kalau seseorang keasyikan berada di alam roh atau rohnya ada yang menahan sehingga tidak dapat segera kembali ke tubuhnya, sehingga menjadi terlalu lama rohnya berada di luar tubuhnya, mungkin dia tidak akan bisa kembali lagi ke tubuhnya, karena bisa jadi energi kehidupan di tubuhnya telah mati. Pada saat seseorang merogoh sukma ada garis sinar putih keperakan yang menghubungkan pusar tubuhnya dengan pusar di tubuh rohnya. Kekuatan sukma menentukan tebal tipisnya garis sinar itu. Semakin lama rohnya berada di luar tubuhnya, sinar keperakan itu akan semakin memudar. Ketika sinar itu sudah semakin memudar / menipis, itulah tanda bahwa roh orang itu harus secepatnya kembali ke tubuhnya. Kalau kemudian sinar itu sirna / hilang, maka putuslah hubungan kehidupan rohnya dengan tubuhnya.
Pada jaman dulu seseorang
yang menekuni dan mendalami kebatinan biasanya akan memiliki kegaiban
dan kekuatan batin yang tinggi, yang berasal dari keyakinan batin dan
keselarasan dengan ke-maha-kuasa-an Tuhan. Banyak di antara
mereka yang memiliki kegaiban tinggi dan menjadi orang yang linuwih dan
waskita. Mereka membentuk pribadi dan sukma yang selaras dengan
keillahian Tuhan. Mereka membebaskan diri dari belenggu keduniawian,
sehingga berpuasa dan hidup prihatin tidak makan dan minum selama berhari-hari bukanlah
beban berat bagi mereka, dan melepaskan keterikatan roh mereka dari
tubuh biologis mereka, kemampuan melolos sukma, bukanlah
sesuatu yang istimewa. Bahkan banyak di antara mereka yang kemudian
moksa, bersama raganya berpindah dari alam manusia ke alam roh tanpa
terlebih dahulu mengalami kematian.
Pada
jaman sekarang seringkali kemampuan merogoh sukma ini didapatkan dengan
cara mengamalkan mantra / amalan ilmu gaib dan ilmu khodam. Seringkali
penggunaan ilmu merogoh sukma itu di dalam amalan / mantranya
dikhususkan hanya untuk tujuan tertentu saja dan tidak bisa digunakan
untuk tujuan lain yang tidak disebutkan di dalam mantranya. Misalnya di
dalam mantranya hanya untuk melihat suatu lokasi tertentu saja di alam
manusia atau hanya untuk berjalan-jalan di alam gaib (tidak untuk
melihat sosok-sosok gaib), atau dikhususkan hanya untuk melihat /
bertemu dengan sosok halus tertentu saja (tidak untuk melihat
sosok-sosok halus yang lain dan tidak untuk melihat lokasi yang lain).
Dengan demikian penggunaannya menjadi terbatas karena mengikuti sugesti
dari amalah gaibnya.
Selain
adanya keterbatasan pada penggunaannya seperti disebutkan di atas, para
pelaku merogoh sukma, dalam kondisinya ketika tidak sedang merogoh
sukma belum tentu orang itu dapat melihat gaib, karena kemampuannya
melihat gaib hanya bisa dilakukannya ketika sedang merogoh sukma, itu
pun hanya untuk melihat sosok-sosok halus tertentu saja. Bisa terjadi
begitu karena orang itu secara sadar (ketika tidak sedang merogoh sukma)
belum bisa membebaskan rohnya dari belenggu biologisnya, rohnya di
dalam tubuhnya belum bisa berinteraksi dengan dunia roh.
3. Ilmu Medhar Sukma ( ilmu
untuk
memecah sukma ).
Ilmu ini lebih
tinggi dari Ilmu Merogoh Sukma. Dengan ilmu ini kita bisa dengan sengaja memecah sukma kita. Kesadaran
kita
adalah pancer, sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur kita.
Sedulur
kita inilah yang kita pecah, sehingga bisa terpisah dari pancer kita, bisa dipecah menjadi 2, menjadi 3 atau menjadi 4.
Sedulur
kita itu bisa pergi kemana saja yang kita inginkan. Apa yang
dilihatnya kita
juga bisa melihatnya, apa yang dialaminya kita juga bisa merasakannya.
Ilmu ini
diterapkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada ilmu merogoh sukma.
Kita bisa mengamalkan ilmu ini sambil kita tetap sadar dan bekerja,
menyetir mobil atau
sambil melakukan aktivitas lain, tidak lagi harus
melakukannya dengan konsentrasi
khusus, tidak perlu lagi mengunci diri di dalam kamar dan tidak masalah
berapa lama sukma kita terpecah berada di luar tubuh kita. Apa yang
dilihat oleh para sedulur papat, kita
juga bisa melihatnya, apa yang dialaminya kita juga bisa merasakannya.
Tetapi
bagi orang yang sukmanya belum kuat, tubuhnya akan menjadi lemah dan
mudah sakit bila sukmanya itu terpecah atau terpisah, dan di alam gaib,
sukma kita tidak boleh sampai ditahan atau ditangkap oleh gaib lain.
Bila
orang tersebut juga menguasai ilmu merogoh sukma, maka ketika
sukmanya keluar dari raganya, sukma itu dapat dipecah menjadi 5 roh yang
wujudnya mirip dan serupa, yaitu 1 roh pancer dan 4 roh sedulur papat
(roh pancer akan tampak lebih tebal dan jelas, sedangkan roh sedulur
papat lebih tipis transparan). Tetapi kebanyakan orang yang memecah
sukmanya ketika merogoh sukma, sukmanya hanya bisa dipecah menjadi 2
roh, yaitu 1 roh pancer dan 1 kesatuan roh sedulur papat.
Kebanyakan
orang belum dapat menggunakan ilmu medhar sukma untuk melihat gaib
seperti contoh melihat gaib secara roh di atas. Kebanyakan orang
menguasai ilmu medhar sukma hanya pada tingkatan dasar saja, yaitu
hanya untuk memerintah roh sedulur papatnya untuk melakukan suatu
perbuatan tertentu, misalnya untuk menyerang / mengusir suatu sosok
mahluk halus atau untuk diperintah mengambilkan suatu benda pusaka dari
alam gaib (roh sedulur papatnya diperlakukan seperti khodam ilmu), dan
dilakukannya dengan terus berkonsentrasi untuk mengikuti apa yang
diperbuat oleh sedulur papatnya itu.
Penggunaan
ilmu medhar sukma untuk melihat gaib (melihat gaib secara roh) adalah
suatu kemampuan khusus tingkat tinggi yang tidak semua orang yang
menguasai ilmu medhar sukma dapat melakukannya. Mereka
yang dapat menggunakan ilmu medhar sukma untuk melihat gaib, juga dapat
memerintahkan sedulur papatnya berperan sebagai khodam ilmu, yaitu
untuk melakukan perbuatan tertentu yang sama seperti contoh penggunaan
ilmu medhar sukma di atas.
Ilmu
medhar sukma ini dapat juga digunakan untuk keperluan ilmu gaib lain,
seperti untuk merasuk ke dalam diri seseorang untuk mempengaruhi
pikirannya, atau untuk menyampaikan suatu berita / perintah atau untuk
berkomunikasi dengan orang lain (melalui mimpi atau menampakkan diri di
hadapan seseorang).
Ada
ilmu lain atau kejadian yang mirip dengan kejadian pada ilmu medhar
sukma. Misalnya ada beberapa orang yang bersaksi telah melihat si A ada
di suatu tempat atau ada di beberapa tempat pada saat yang bersamaan.
Bisa jadi ini adalah penerapan dari ilmu medhar sukma, atau bisa juga
itu adalah penampakkan gaib dari khodam ilmu seseorang, atau bisa juga
penampakkan dari mahluk jadi-jadian. Kebenaran kejadian itu tidak bisa
dipastikan, karena orang yang bersaksi itu juga tidak dapat memastikan
apakah yang dilihatnya itu benar si A ataukah itu suatu bentuk
penampakkan gaib.
------------------
Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, kemampuan terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemampuan gaib mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi terjadi dengan sendirinya sebagai efek dari ketekunan penghayatan kebatinan / spiritual dan tapa brata mereka. Pada jaman sekarang lmu-ilmu olah sukma di atas tidak harus dipelajari dengan menjalani olah kebatinan terlebih dahulu. Orang yang sudah dapat merogoh sukma tidak berarti dia sudah menguasai perihal ilmu kebatinan, karena mungkin ilmu merogoh sukma itu saja yang dia bisa, sedangkan ilmu kebatinan yang lain tidak ditekuninya. Bisa terjadi demikian karena ilmu merogoh sukma bisa didapat tanpa melalui tahapan olah kebatinan, tetapi melalui Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam yang mempelajari secara khusus satu per satu ilmu-ilmu tersebut. Ada pembaca yang bertanya tentang apa tandanya seseorang sudah bisa melihat gaib secara roh, yang berbeda dengan melihat gaib secara batin.Biasanya orang tidak membeda-bedakan cara-cara melihat gaib, karena tujuannya adalah hanya untuk bisa melihat gaib, terserah bagaimana caranya. Pembedaan istilah melihat gaib dengan mata ketiga, melihat gaib secara batin dan melihat gaib secara roh dilakukan oleh Penulis supaya jika kita bisa membedakannya dan tahu cara kerjanya, maka kemampuan itu bisa ditingkatkan menjadi kemampuan yang lebih tinggi lagi. Melihat secara roh biasanya adalah kelanjutan dari melihat secara batin, sehingga kadangkala orang juga tidak dapat membedakan melihat secara roh dengan melihat secara batin. Yang membedakan adalah tingkat kemampuannya. Melihat secara roh biasanya terkait dengan kemampuan lain seperti merogoh sukma atau medhar sukma, atau kemampuan lain secara roh, sehingga penekanannya adalah mendayagunakan kemampuan roh, bukan batin lagi. Keakuratan Melihat GaibAda juga pertanyaan tentang keakuratan melihat gaib. Ada beberapa hal yang menyebabkan melihat gaib tidak akurat : 1. Melihat gaib dengan bantuan khodam atau sosok halus tertentu. 2. Ber-ilusi membayang-bayangkan sosok gaibnya. 3. Sebelumnya sudah mempunyai sugesti gaib sendiri. 4. Dikelabui oleh sosok gaib. Uraiannya sbb : 1. Melihat gaib dengan bantuan khodam atau sosok halus tertentu.
Melihat
gaib dengan bantuan khodam atau sosok halus tertentu berarti ada suatu
penglihatan gaib yang diterima oleh seseorang di dalam pikirannya dari
suatu
khodam ilmu, khodam pendamping, atau sosok gaib tertentu yang berkenan
kepadanya. Sosok gaib itu memberikan suatu gambaran penglihatan gaib di
dalam pikirannya.
Cara
penglihatan gaib ini banyak dilakukan oleh peramal-peramal
dalam meramalkan suatu kejadian, karena dengan cara ini ia dapat melihat
suatu kejadian
dengan cukup jelas di dalam pikirannya (orang Jawa sering menyebut ini
sebagai kaweruh / wangsit /
wahyu). Ada juga wahyu spiritual yang diberikan Dewa kepada orang-orang
tertentu sehingga bisa menyampaikan ramalan-ramalan tentang
kejadian-kejadian hingga beratus-ratus tahun ke depan atau beratus-ratus
tahun ke belakang.
Melihat gaib dengan menerima penglihatan gaib bisa juga
dilakukan dengan membacakan suatu amalan gaib. Ada banyak amalan ilmu gaib yang tujuannya khusus untuk
kemampuan melihat gaib, mendatangkan penglihatan gaib, atau menggerakkan
khodam ilmu / pendamping untuk memberikan penglihatan gaib atau untuk
merogoh sukma. Proses yang umum adalah dengan cara "pengisian ilmu"
(diijazahkan). Biasanya sesosok mahluk halus disatukan dengan seorang
murid dengan cara memberikan air minum yang dibumbui minyak dan mantra,
rajah
gaib, atau media spiritual lainnya. Selain itu bisa juga sesosok gaib
membawa roh seseorang keluar dari tubuhnya untuk melihat-lihat alam
gaib.
Seseorang
yang mempunyai khodam pendamping atau ada sosok halus tertentu di dalam
tubuhnya, ketika berusaha untuk melihat gaib, kadangkala yang
dilihatnya adalah penglihatan gaib yang diberikan oleh sosok halus
tersebut yang bersamanya. Kadangkala dalam kondisi tertentu atau di
suatu lokasi tertentu sosok halus itu juga memberikan penglihatan gaib
tertentu kepadanya. Dalam hal ini orang tersebut merasa melihat gaib,
tetapi seringkali yang dilihatnya bukan kejadian yang sebenarnya.
Kelemahan melihat gaib dengan menggunakan suatu khodam gaib adalah bahwa
kondisi alam gaib yang dilihat oleh si manusia bisa jadi adalah
kejadian yang sebenarnya, tetapi kadangkala juga palsu, karena apa yang
dilihatnya adalah gambaran gaib yang diberikan oleh si khodam gaib,
yaitu gambaran gaib yang si khodam ingin supaya si manusia melihatnya,
yang kadangkala bukan kondisi alam gaib yang sesungguhnya.
Kadangkala
sosok halus itu juga memberikan mimpi-mimpi tertentu kepadanya. Dalam
hal ini jika seseorang merasa bahwa mimpinya bukanlah mimpi biasa, maka
ia harus mencaritahu arti mimpinya itu, termasuk menanyakannya kepada
sosok gaib yang telah memberinya mimpi itu, siapa tahu itu adalah suatu
bentuk pemberitahuan kepadanya atas sesuatu yang sifatnya penting.
Kelemahan
melihat gaib ini bisa terjadi pada siapa saja yang memiliki sesosok
gaib bersamanya, baik orang-orang yang masih dalam taraf belajar, maupun
para praktisi paranormal dan spiritualis yang sudah kawakan yang
terbiasa menggunakan amalan gaib untuk melihat gaib.
2. Ber-ilusi membayang-bayangkan sosok gaibnya. Pada taraf belajar melihat gaib secara batin seringkali seseorang berusaha membayang-bayangkan sosok gaibnya, sehingga yang muncul di dalam pikirannya adalah sosok-sosok tertentu yang bukan sosok aslinya. Dalam taraf belajar ini sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk di atas, yaitu dengan belajar mempertahankan sugesti fokus kepada benda gaibnya atau kontak rasa dengan sosok halusnya dan memperhatikan gambaran gaib yang mengalir di dalam pikirannya. Sebaiknya bisa fokus untuk tidak mengambang mengawang-awang, belajar mempertahankan kontak rasa dan batin dengan benda gaibnya atau dengan sosok halusnya. 3. Sebelumnya sudah mempunyai sugesti gaib sendiri. Ada beberapa teman Penulis yang mempunyai sugesti dalam pikirannya tentang mahluk halus. Ada yang bersugesti sosok kuntilanak, sehingga semua sosok halus yang dilihatnya akan tampak olehnya sebagai sosok perempuan berpakaian putih sampai ke bawah seperti kuntilanak. Ada yang bersugesti mahluk halus adalah sama dengan setan yang badannya hitam besar menakutkan, sehingga semua sosok halus yang dilihatnya akan tampak olehnya sebagai sosok hitam besar menakutkan. Dalam hal ini walaupun orang-orang tersebut mampu melihat gaib, tetapi kebanyakan wujud sosok-sosok halus yang dilihatnya bukanlah sosok aslinya, tetapi adalah wujud sosok-sosok yang ada dalam pikirannya. Dalam kasus ini mereka telah tertipu oleh pikiran mereka sendiri. 4. Dikelabui oleh sosok gaib. Dalam melihat gaib, kadangkala sosok tertentu yang dilihat oleh seseorang bukanlah sosok aslinya. Ini bisa terjadi jika sosok halus yang dilihatnya tidak berkenan untuk dilihat, sehingga sedapat mungkin dia akan menutupi jati dirinya. Biasanya sosok itu akan memalingkan mukanya, tetapi ada juga yang melakukannya dengan menghalangi / mem-blok energi penglihatan kita ke arah wajahnya, sehingga para pemula atau orang-orang yang belum mempunyai kekuatan energi penglihatan yang cukup biasanya akan kesulitan atau berat untuk melihat wajah asli sosok halus tersebut. Karena itu kita harus "belajar" bersikap sopan supaya diperkenankan melihat wajahnya. Ada juga sosok halus yang sengaja mempengaruhi pikiran orang-orang tertentu (ilusi / halusinasi), sehingga yang dilihat oleh orang-orang tersebut adalah sosok lain yang bukan sosok aslinya. Selain karena tidak ingin diketahui jatidirinya, bisa saja itu dilakukan dengan sengaja oleh suatu sosok halus tertentu dengan tujuan mengelabui manusia. Untuk mengatasi ketidak-akuratan di atas, selain kemampuan konsentrasi dan kemampuan melihat gaib, perlu juga dilatih ketajaman penglihatan dan ketajaman batin supaya dapat melihat gaib dengan jelas dan tidak mudah tertipu. Untuk memeriksa apakah penglihatannya / terawangannya benar atau salah bisa juga mencocokkannya dengan orang lain yang juga mampu melihat gaib. Kalau penglihatannya sama, berarti mungkin memang sudah benar. Kalau penglihatannya berbeda, berarti harus diperiksa apa yang membuat berbeda. Atau bisa juga dengan cara meminta sosok halusnya untuk duduk di hadapannya untuk berkomunikasi, sehingga akan lebih jelas tampilan sosoknya, dan terasa hawa energinya, bukan hanya gambaran gaib di awang-awang. Selain itu perlu juga kita mengenal sifat dan rasa energi masing-masing jenis mahluk halus. Masing-masing jenis mahluk halus memancarkan suatu rasa energi tertentu sesuai sifat energinya dan perwatakannya masing-masing. Misalnya, jenis kuntilanak atau gondoruwo memancarkan rasa energi dan mempunyai kepadatan energi tertentu yang berbeda dengan jenis mahluk halus lain, dan untuk semua kuntilanak atau gondoruwo kekuatannya dan sifatnya sama sesuai jenisnya. Sehingga kalau ada bangsa jin yang sosoknya serupa dengan kuntilanak atau gondoruwo, kita akan bisa mengenali dengan rasa bahwa itu sebenarnya adalah bangsa jin, bukan kuntilanak atau gondoruwo. Begitu juga roh sukma manusia, biasanya energinya halus, tetapi tajam, sehingga kalau ada jenis bangsa jin, atau kuntilanak atau gondoruwo yang menyamar sebagai sukma seseorang yang sudah meninggal, kita akan mengetahuinya bahwa itu adalah tipuan, karena energi mereka lebih padat / tebal tidak seperti energi sukma manusia. Ketidak-akuratan juga dapat terjadi dalam komunikasi dengan gaib. Berkomunikasi dengan gaib berarti berbicara dan mendengarkan, berkomunikasi 2 arah, dengan sosok gaib tertentu. Syaratnya harus bisa peka rasa dan kontak batin untuk berbicara dan untuk mendengarkan. Berkomunikasi dengan gaib (berbicara dan mendengar, komunikasi dua arah) dilakukan dengan kontak rasa dan batin, yang secara awam disebut mengalirnya ilham. Kalau sudah terbiasa nantinya bisa juga dengan berbicara. Tapi dengan berbicara itupun sebenarnya masih sama dengan kontak batin, karena walaupun kita "merasa" mendengar suara mereka berbicara, sebenarnya jawaban mereka kontak batin juga, hanya kita saja yang bisa mendengar, orang lain tidak mendengar. Orang-orang yang sudah bisa melihat gaib belum tentu bisa berkomunikasi dengan gaib, begitu juga sebaliknya, orang-orang yang sudah bisa "mendengarkan" suara-suara gaib, peka rasa dan firasat, peka sasmita, atau yang sudah bisa menyampaikan komunikasi (misalnya mengsugesti gaib), belum tentu bisa melihat gaib. Masing-masing kemampuan itu tidak otomatis terjadi bersamaan, harus dipelajari sendiri-sendiri. Ketidak-akuratan dalam berkomunikasi dengan gaib biasanya terjadi dalam proses "mendengar" jawaban sosok gaibnya. Penyebabnya banyak, sama dengan ketidak-akuratan melihat gaib, terutama terjadi kalau kita mempunyai sosok pendamping atau di dalam diri kita ada sosok gaib lain, sehingga suaranya bercampur, kadang kita tidak bisa membedakan itu suaranya siapa. Tambahan :
Dalam olah sukma kita
mengolah sukma kita, yaitu
khusus mengolah roh kita, tentang apa yang dapat dilakukan oleh roh kita di luar tubuh kita.
Seseorang yang belum pernah melakukan olah batin, berarti sukmanya masih lemah. Walaupun ada guru yang dapat mengajari anda cara merogoh sukma, bila
anda sendiri belum memiliki dasar kekuatan batin yang cukup, dengan
mempertimbangkan efek buruk yang dapat terjadi, sebaiknya jangan
mencobanya. Apalagi bila di kemudian hari, tanpa pendamping, anda mencoba melakukannya sendiri.
Resiko
yang dapat terjadi, selain yang sudah disebutkan di atas, juga resiko
karena berhubungan dengan mahluk halus lain di alam gaib. Baca : Roh Manusia Lanjutan 2.
Dengan terawangan gaib anda bisa melihat ke tempat-tempat
yang jauh dan tersembunyi. Tetapi resikonya juga sama bila roh anda bertemu
dengan roh halus lain. Banyak kejadian yang setelah roh sedulur
papatnya itu keluar jauh dari badannya, kemudian tidak dapat kembali
lagi. Rohnya ditahan / ditangkap oleh mahluk halus lain. Akibatnya,
orang itu akan terus-terusan melihat gaib, dan sosok gaib yang menahan
rohnya itu akan terus menghantuinya (karena sosok gaib itu memang
menahan roh sedulur papatnya dan roh sedulur papatnya yang ditangkap itu terus-terusan berhadapan dengan sosok gaib itu). Sudah jelas bahwa orang itu kemudian akan terganggu jiwanya.
Lebih baik bila anda melatih lebih dulu kepekaan rasa dan batin (baca: Olah Rasa dan Kebatinan)
sambil anda mempersiapkan mental dan menguatkan kebatinan anda. Bila
sudah mengerti resikonya (untuk kehati-hatian), sudah siap secara
psikologis dan memang ingin bisa melihat gaib, mintalah diajari cara
melihat
gaib dengan cakra mata ketiga saja, jangan merogoh sukma. Kemampuan melihat gaib ini akan menjadi dasar yang baik sekali untuk
mempelajari ilmu-ilmu kebatinan yang lain, termasuk ilmu terawangan gaib dan ilmu merogoh sukma.
Memang
walaupun kita sering berinteraksi dengan mahluk halus belum tentu kita
mengalami kejadian yang pahit. Tulisan ini dimaksudkan sebagai bahan
pengetahuan saja supaya kita berhati-hati, jangan sampai kita menjadi
salah satu orang yang apes, mengalami pahitnya. Baca juga : Kekhawatiran Melihat Gaib.
--------------------
Untuk menindaklanjuti banyaknya pertanyaan mengenai cara-cara melihat sosok gaib dan keinginan untuk melihat gaib dengan cakra mata ketiga, di bawah ini Penulis sajikan metode meditasi sederhana dengan pertimbangan kehati-hatian, sebaiknya anda juga melakukannya dengan hati-hati. Cara melihat gaib ini tidak dimaksudkan sebagai metode yang berdiri sendiri. Sebaiknya sebelumnya anda sudah menguasai cara-cara melihat gaib dengan batin dan rasa, sebagai kemampuan dasar yang harus lebih dulu dikuasai sebelum mempelajari metode yang lain, seperti yang sudah Penulis tuliskan dalam tulisan Olah Rasa dan Kebatinan dan Ilmu Tayuh / Menayuh Keris. Setelah itu sebaiknya anda juga belajar "membangun" kekuatan kebatinan dan energi dan cara-cara penggunaannya, misalnya dengan cara-cara seperti dalam tulisan Kebatinan dalam Keagamaan, Sukma Sejati, Meditasi Energi, Pembersihan Gaib 4 atau dengan cara-cara kebatinan dan spiritual. Sedapat mungkin semua kekuatan kebatinan yang berhasil dihimpun dapat diolah menjadi kekuatan rasa dan dapat disatukan dengan kepekaan rasa, menjadi satu kesatuan kemampuan kebatinan. Dalam proses meditasi ini tubuh anda akan memancarkan energi tertentu dan pikiran anda akan memancarkan gelombang pikiran tertentu yang dapat mengundang datangnya sosok-sosok halus tertentu. Kalau anda merasa takut atau merasakan sesuatu yang berbahaya, sebaiknya jangan dilanjutkan, mungkin memang ada sesosok gaib yang datang dan mungkin situasinya memang berbahaya. Atau jika anda belum berhasil pada hari pertama sebaiknya tidak usah dipaksakan. Masih bisa dilakukan lagi pada hari yang lain. Sugesti meditasi ini adalah untuk melepaskan pikiran dan mengedepankan batin. Kendorkan pikiran biar batin yang bekerja. Kedepankan rasa dan batin dan kosongkan pikiran. Dalam melakukan meditasi itu sebaiknya dilakukan tanpa keinginan yang mengebu-gebu untuk segera dapat melihat gaib, karena kemampuan itu nantinya akan terjadi dengan sendirinya. Hasrat yang menggebu-gebu justru dapat menghalangi proses peka rasa dan pembukaan cakra. Tidak semua orang berhasil melepaskan pikirannya untuk mengedepankan batinnya. Karena itu kalau kita santai melakukannya dan tak ada beban hasrat, biasanya sekali saja melakukannya sudah berhasil. Tetapi ada juga orang lain yang harus melakukannya sampai berkali-kali baru bisa berhasil, tetapi ada juga yang tidak pernah berhasil. Mungkin memang bukan rejekinya. Memang peruntungan orang berbeda-beda dan faktor penghalangnya juga berbeda-beda. Kalau dalam kondisi meditasi itu anda merasakan ada tekanan atau gerakan di dahi, hidung, dan ubun-ubun, kemungkinan itu adalah gerakan cakra-cakra tubuh yang bergerak untuk membuka. Dalam meditasi itu jangan menggunakan pikiran untuk berkonsentrasi. Jangan berusaha keras untuk berkonsentrasi. Pikiran yang seharusnya santai, jangan sampai justru pikirannya bekerja keras untuk berkonsentrasi. Kendorkan pikiran. Baca doa. Kondisi mata terpejam juga dapat mendorong orang untuk berkonsentrasi dengan pikirannya. Karena itu mungkin akan lebih mudah melakukannya dengan tidak memejamkan mata, mata boleh tetap terbuka, tetapi dilakukan santai seperti orang melamun, pandangan diarahkan santai ke bawah. Meditasinya dengan duduk bersila, dilakukan antara jam 22.00 dan jam 03.00 pagi. Lampu kamar dimatikan, sehingga suasana menjadi gelap. Pada awal meditasinya sebaiknya anda berdoa dahulu meminta perlindungan Tuhan. Sejak awal meditasinya dan seterusnya diharapkan anda berdoa (zikir / wirid di dalam hati), tujuannya adalah untuk memfokuskan batin anda dan mengarahkan supaya pikiran anda tidak kosong atau mengambang melayang-layang tidak jelas. Untuk yang beragama Islam bisa mengucapkan syahadat dan menggunakan doa Al Fateha, sedangkan untuk umat beragama lain silakan memilih sendiri doa yang sesuai untuk pembukaan batin atau melihat alam gaib. Untuk umat Kristen, sepertinya doa Bapa Kami tidak bisa digunakan disini, karena doa itu mengandung makna khusus dan sifat kerohaniannya tidak untuk tujuan meditasi ini. Bagi yang tidak mempunyai doa sendiri, di bawah ini ada doa kebatinan kejawen yang mungkin berguna untuk diwirid di dalam hati. Bunyinya sbb : Sukma ingsun sukma sejati Sukma sejatining urip Urip sejatining manungsa Tiluhur tak usap dampal Di tengah puser udel Serbudi aptoroso diroso keno kuoso Ya Alloh kul goib Kulo nyuwun ijin Ya Alloh kulo nyuwun kekuatan Ya Alloh kulo nyuwun kesaktian Ya Alloh kulo nyuwun kegaiban Mugi-mugi Alloh kul goib ngabulaken panyuwun kulo Hong wilaheng sekare bahwono langgeng (3x) Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk memohonkan terkabulnya suatu keinginan, selain permohonan kepada Tuhan, kegaiban sukma juga akan membantu terwujudnya keinginan itu, tetapi secara umum sugesti di atas, yang bersifat kebatinan, akan dapat membangkitkan kemampuan kebatinan seseorang, mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita secara kebatinan. Dalam berdoa / wirid akan lebih baik jika anda menggunakan tasbih untuk membantu supaya pikiran anda tidak melamun atau mengambang melayang-layang. Meditasi 1. Tahap pertama belajar melihat gaib dilakukan untuk melihat sosok gaib tertentu atau mendapatkan penglihatan gaib dari sosok-sosok khodam benda-benda jimat, keris / pusaka dan sosok-sosok khodam pendamping, jika anda memilikinya (atau meminjam keris milik teman, kalau tidak punya). Sebelumnya dipastikan dulu dengan cara seperti menayuh keris bahwa sosok khodamnya baik dan berkenan membantu anda belajar melihat gaib. Cara ini lebih aman daripada langsung berinteraksi dengan sosok-sosok halus lain yang anda belum kenal atau belum merasa dekat dan sosoknya seperti apa juga belum tahu. Karena anda sudah mempunyai benda gaib atau khodam pendamping, sebaiknya dapat dimanfaatkan untuk menjadi lebih mengerti tentang dunia gaib. Ajaklah mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan cara yang sama seperti menayuh keris atau bisa juga dicoba dengan cara hening meditasi ini. Bila anda sudah merasa dekat dengan khodam anda dan bisa bersugesti, seharusnya cara ini mudah dilakukan dan pasti berhasil. Jika anda masih merasa takut, sebaiknya disugestikan kepada khodam anda supaya menampilkan diri sebagai sosok manusia yang enak dipandang mata, yang tidak menyeramkan. Proses meditasinya sbb : 1. Kendorkan pikiran, biar batin yang bekerja Gunakan kepekaan rasa dan batin 2. Berdoalah di dalam hati (zikir / wirid di dalam hati) sampai anda merasa tenang, nyaman dan hening. Teruskan saja berdoa sampai anda masuk ke dalam suasana gaib (frekwensi gaib) 3. Setelah berada dalam suasana hening / suasana gaib itu, kalau khodamnya tidak masuk sendiri ke dalam penglihatan gaib anda, anda panggil khodamnya supaya masuk ke dalam penglihatan gaib anda 4. Sesudah khodamnya masuk ke dalam penglihatan batin anda, berkomunikasilah, misalnya ajukan pertanyaan seperti siapa namanya, kegunaannya, dsb, dan "dengarkan" jawabannya. 5. Sesudahnya ucapkan terima kasih atas bantuannya. Tanda-tanda anda sudah masuk ke dalam "frekwensi gaib" adalah ketika anda sudah sampai pada kondisi meditasi yang terasa suasananya hening dan gelap, tetapi dalam kegelapan itu anda merasa bisa "melihat". Meditasi di atas adalah dikhususkan untuk bisa melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan sosok-sosok gaib tertentu, yaitu sosok-sosok gaib dari benda-benda jimat, keris atau sosok pendamping. Gunakanlah insting atau kepekaan rasa untuk bisa menilai sosok-sosok yang bersifat tidak baik atau jahat, jangan sampai anda berinteraksi dengan yang tidak baik. Dalam proses meditasi di atas, pada saat anda sudah masuk dalam "frekwensi gaib", anda panggillah sosok gaib itu supaya duduk di hadapan anda dan ajaklah berkomunikasi. Anda bisa tanyakan nama lengkapnya, pesan-pesannya, dsb dan anda bisa juga tanyakan hal-hal lain yang anda ingin ketahui. Komunikasi dilakukan dengan aliran rasa batin seperti orang melamun (kontak batin), jangan menggunakan pikiran untuk berpikir, karena dapat memutus aliran kontak batin (kalau anda sudah mahir melakukannya, anda bisa melakukan komunikasi dengan cara berbicara seperti orang mengobrol). Dalam semua proses meditasi dan perenungan usahakan supaya tidak mengedepankan pikiran. Biarkan ide / ilham / bisikan gaib mengalir sampai lengkap, jangan bereaksi dengan berpikir yang dapat menyebabkan aliran ide / ilham itu terputus. Meditasi 2. Tahap kedua belajar melihat gaib adalah mencoba untuk membuka penglihatan gaib "mata ketiga", yaitu cakra energi di antara 2 alis mata. Sebelum melakukannya, anda harus memantapkan tekad dan niat anda. Kalau masih ragu-ragu atau ada rasa takut, sebaiknya tidak usah dilanjutkan. Dalam melakukan meditasi 2 ini sebaiknya dilakukan tanpa keinginan yang mengebu-gebu untuk dapat segera melihat alam gaib dan mahluk halus, karena itu nantinya akan terjadi dengan sendirinya. Hasrat yang menggebu-gebu justru dapat menghalangi proses peka rasa dan pembukaan cakra. Tidak semua orang berhasil melepaskan pikirannya untuk mengedepankan batinnya. Karena itu kalau kita santai melakukannya dan tak ada beban hasrat, biasanya sekali saja melakukannya sudah berhasil. Tetapi ada juga orang yang harus melakukannya sampai berkali-kali baru bisa berhasil, tetapi ada juga yang tidak pernah berhasil. Mungkin memang bukan rejekinya. Memang peruntungan orang berbeda-beda dan faktor penghalangnya juga berbeda-beda. Untuk membuka mata ketiga prinsip meditasinya sama dengan cara meditasi 1 di atas, dilakukan terus sampai terbuka mata ketiganya dan bisa melihat alam gaib. Paling cepat 2 - 3 jam, bisa juga lebih lama lagi, itu juga kalau langsung berhasil. Biasanya orang melakukannya sampai berkali-kali baru berhasil. Jika anda belum berhasil pada hari pertama sebaiknya tidak usah dipaksakan. Masih bisa dicoba lagi pada hari yang lain.Kalau anda merasa kaki anda pegal, anda bisa merubah posisi kaki anda, bisa juga diluruskan. Usahakan untuk terus memejamkan mata dan berdoa wirid di dalam hati. Kalau dalam bermeditasi di atas anda tertidur, itu tidak apa-apa. Kalau meditasinya dihentikan dan kemudian anda pergi tidur, itu juga tidak apa-apa. Tapi kalau ingin diteruskan, sebaiknya memang diteruskan. Itu adalah tahapan anda masuk ke dalam frekwensi alam bawah sadar yang membawa anda masuk ke alam mimpi. Mata tetap dipejamkan dan terus berdoa wirid di dalam hati.Tanda mulai terbukanya cakra mata ketiga adalah ketika dalam kondisi mata terpejam itu seperti melihat tabir putih atau gumpalan kabut putih. Itu adalah tabir gaib yang harus dilewati. Teruskan saja meditasinya. Setelah itu akan tampak gelap gulita. Teruskan saja meditasinya. Sesudah itu barulah bisa melihat sosok-sosok gaib dalam kegelapan, masih samar-samar. Teruskan saja meditasinya sampai anda yakin sudah bisa melihat sosok-sosok gaib. Ingat, jangan beralih menggunakan pikiran !Pada hari-hari selanjutnya, kalau meditasinya sering dilatih nantinya penglihatannya akan jelas. Kalau sudah bisa melihat sosok-sosok gaib di tempat gelap, nantinya juga akan bisa melihat sosok-sosok gaib di tempat terang. Untuk tahapan awal sebaiknya digunakan untuk melihat sosok-sosok gaib yang tidak "berbahaya", misalnya untuk melihat isi gaib dari benda-benda gaib dan pusaka atau khodam pendamping kita, atau untuk melihat sosok-sosok gaib di sekitar rumah kita. |