Tulisan dari ‘Alam Pikiran Sadar & Bawah Pikiran Sadar’ Kategori
ALAM SADAR & BAWAH SADAR
MENGGALI POTENSI DIRI SEJATI

JEMPUTLAH ANUGERAH TUHAN DENGAN POTENSI DIRI
Potensi diri manusia sungguh luar biasa
dahsyatnya. Lihatlah hasil karya potensi diri manusia di muka bumi ini.
Meliputi berbagai bidang disiplin ilmu mengeksplorasi luasnya jagad besar,
teori-teori fisika dan kimia yang membuat manusia mampu pergi
menjelajah ke bulan, mengeksplorasi luasnya angkasa luar, meluncurkan
satelit dengan kemampuan membaca setiap detil peta bumi secara lengkap
dan jelas, menciptakan pesawat terbang super canggih, pesawat ulang alik
nan menghebohkan, menciptakan kapal selam super power, menemukan
jejaring internet yang membuat dunia ini serasa mengkerut seolah-olah
bagaikan dalam genggaman tangan. Begitu juga eksplorasi ke dalam jagad kecil yang teramat rumit dan njelimet,
temuan-temuan dalam bidang ilmu biologi, kimia mikro dan teknologi
medis yang membuat manusia mampu menciptakan organ-organ tubuh imitasi
yang dapat mengganti fungsi organ ciptaan Tuhan yang telah rusak. Ilmu
ekonomi yang mampu membuat imperium bisnis sangat besar dan kuat,
digabung dengan ilmu sosial dan politik mampu menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat di berbagai negara belahan bumi Eropa. Semua
itu merupakan buah karya potensi diri manusia. Dahulu, sesuatu yang
tampaknya sebagai kodrat yang tak bisa lagi dirubah (diwiradat),
kini manusia semakin membuktikan diri mampu membuat temuan-temuan dan
hasil karya yang menakjubkan. Meciptakan lensa mata imitasi menggantikan
lensa asli yang rusak terkena katarak, menganti jantung manusia dengan
binatang, bahkan dengan alat pemacu jantung seseorang mampu bertahan
hidup puluhan tahun.
Bukankah tugas manusia di bumi ini untuk
membaca, memahami, lalu menghayati bahasa dan ilmu Tuhan yang Mahaluas
tiada batasnya itu. Bukankah setiap ada kesulitan, manusia selalu
tertantang berikhtiar menemukan jalan keluarnya. Maka tak heran bila
dalam teknologi elektronika-metafisika, manusia telah menemukan alat
penyadap keberadaan roh halus dan eksistensi makhluk gaib yang kasat
mata.
Perkembangan potensi manusia tentunya
tidak akan berkembang pesat, apabila mental spiritual, mental pikiran
masih terbelenggu oleh sistem nilai di alam bawah sadar. Agama
pun sesungguhnya bukan untuk mengungkung mental, mengurung kesadaran
dan kebebasan berfikir, serta membelenggu kemampuan jelajah spiritual
manusia. Sebaliknya, sungguh ideal di saat mana agama dipahami sebagai guidance
(pemandu jalan) agar potensi dan prestasi manusia mampu mengembangkan
potensi berfikirnya secara maksimal, dengan orientasi yang terarah,
bermanfaat sebagai rabbul alamin, berkah bagi alam semesta dan
seluruh isinya. Peran semua agama bukan untuk membatasi perkembangan
potensi diri, kreatifitas dan inovasi manusia. Melainkan menjaganya agar
jangan sampai inovasi manusia disalahgunakan sehingga membuat
kerusakan-kehancuran di muka bumi. Sebagai contoh, bila Anda percaya bahwa Tuhan itu ya rabbul alamin
maka dinamit bukan untuk membunuh manusia, melainkan untuk menciptakan
energi yang dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat, serta menjaga dan
melestarikan anugrah Tuhan berupa lingkungan alam.
Dapat dibayangkan apabila manusia mampu
mendayagunakan potensi diri yang lebih besar lagi, hingga mencapai 50 %
nya saja. Sebab biar seberapapun kemajuan dan kedahsyatan potensi
manusia seperti contoh di atas, kenyataannya bagian yang 90% potensi
masih terpendam di dalam diri dan dibiarkan sia-sia begitu saja. Maka
tugas kita adalah bisa membuka, menggali, mengenali, mengembangkan,
lalu memanfaatkan potensi diri lebih baik daripada hari ini. Bukan untuk
mengejar kepentingan pribadi, melainkan untuk menggapai kebaikan yang
lebih utama, yakni menghayati makna yaa rabbul alamin, dengan memanfaatkan hidup kita agar berguna bagi sesama, seluruh makhluk, dan lingkungan alam. Apabila
prinsip ini Anda terapkan dalam keluarga, niscaya keluarga anda akan
harmonis, tenteram, selamat, sejahtera, dan selalu kecukupan rejeki. Kalis ing rubeda, nir ing sambekala. Terlindung dari segala kefakiran.
Demikian pula apabila hal serupa terjadi
di dalam lingkup wilayah yang lebih luas : kelurahan, kecamatan,
kabupaten, propinsi, dan negara, maka ketidak-tentraman, kekisruhan,
perselisihan, percekcokan, konflik di antara warga bangsa, antara
pemimpin dengan rakyatnya, antar pemimpin dengan pemimpin lainnya,
hampir pasti selalu berakibat tertutupnya pintu rejeki dan pintu-pintu
anugrah yang disiapkan Tuhan. Nasib bukan tergantung Tuhan, tetapi
tergantung pada diri kita sendiri. Tuhan telah meletakkan dan menyiapkan
rejeki serta anugrah “di suatu tempat” dan tugas kita adalah menjemputnya.
Untuk mengembangkan potensi dalam diri,
terdapat 3 unsur utama di dalam kepribadian manusia yang harus dipahami.
Ketiga unsur tersebut sangat menentukan potensi diri dan menjadi
faktor penentu kesuksesan seseorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar